Sudah lamaaaaa ga nge-blog >.< Ternyata menulis blog itu memang butuh komitmen yah. Selain itu memang bingung juga mo nulis apa. Ah, pengen deh bisa selalu punya ide untuk menulis di blog. Tapi aku kan pemaluuuu, hehehehe. Belum sreg rasanya menuangkan semua pikiran dan mimpi di blog, seperti yang biasa dilakukan oleh salah seorang yang bakal gw ceritain di bawah ini, huehe.
Okay, kali ini gw akan menceritakan salah dua dari banyak wanita yang ada dalam hidup gw. Kenapa gw memilih mereka berdua? Karena mereka ini cukup unik tetapi memiliki banyak kesamaan juga. Hohoho. Let’s get started!
Yang pertama adalah… Kak Echa
Pop quiz!
Kapan pertama kali ketemu kak echa?
Desember 2004, di persiapan Ibadah dan Perayaan Natal PMK ITB di Aula Barat ITB. Waktu itu kak echa dkk mo ngambil konsumsi untuk panitia natal (kalo ga salah) di daerah gandok. Trus ntah kenapa tiba-tiba gw bisa nyangkut di tim pengambilan konsumsi ini. Ajaib deh gw bisa langsung mau bantuin orang yang baru gw kenal saat itu. Mungkin ini yang namanya mujizat. Heiizzz :p
Apa kesan pertama ketika kenal kak echa?
Orangnya ramah. (ya iyalah kalo ga ramah mana mungkin gw mau bantuin dia ngambil konsumsi pas pertama kali kenal dia :p) Kalo dari penampilan, kak echa terlihat tomboy sih waktu itu. Pake kemeja putih (yang kayanya kebesaran) trus pake vest hitam (yang terlihat model vest tahun 80-an, ups ><). Trus rambutnya juga pendeeekkk. Ga keliatanlah kalo kak echa itu anak SR. Lebih cocok jadi anak nerd yang rajin belajar dan ketinggalan mode, haha. Oia, kacamatanya juga menambah kesan tersebut loh.
Nah terus kan sehabis ngambil konsumsi itu kami balik lagi ke Aula Barat. Di situ kak echa minta ditemenin ke toilet. Toilet terdekat yang masih buka saat itu adalah toilet di Labtek V di depan HMIF. Jadi, gw temenin deh ke sono. Pintu toilet cewe di sono emang harus didorong kuat-kuat biar bisa kebuka. Kak echa baru dorong sedikit langsung mengeluh berat dan menyerah untuk buka pintu itu. So, gw deh yang bukain pintu untuk si kakak. Di situ gw mikir, apa kak echa ini sakit yah makanya ga kuat buka pintu. Trus kan badannya kuyus banget tuh, kecil pula. Di situ gw menyimpulkan kalau kak echa mengidap penyakit berat yang bikin dia kurusss, kecil, ga boleh cape, dan ga punya tenaga. Hahahaha. Kejam banget ya penilaian gw ><
Oke, mari kita kuliti kak echa ini, eh maksudnya membahas tentang pribadi kak echa pelan-pelan, mulai dari kulit-kulitnya dulu 😀
Nama lengkap kak echa adalah Mastiur Theresia Ebigael Hutapea. Nah, kalo udah liat nama panjangnya, pasti langsung tau yah kak echa ini orang Zimbabwe. Hoahahaha.. Maksudnya orang Batak 😀 Sebenarnya kak echa ini ga murni Batak sih. Dia ini berdarah campuran a.k.a mud-blooded. Papanya Batak. Mamanya Ambon. Oia, kalo ga salah mamanya campuran Ambon-Belanda ya? (iya bukan sih, kak? semoga salah deh, hahaha). Kak echa kuliah di ITB angkatan 2003 jurusan Desain Interior. Secara pribadi, gw selalu kagum sama anak2 SR yg jago gambar ato nge-desain. Kalo ke kak echa sih kagumnya dikit aja, wkwkwk. Kak echa sekarang baru lulus dari Magister Manajemen Unpar. Selamaaatt kakaaaaa 😀
Kak echa ini anak pertama dari tiga bersaudara. Yeaayy, kita sama-sama boru panggoaran, kak 😉 Adik-adiknya kak echa cewe semua. So, kebayanglah ya rumah orang tua kak echa pasti ruamee, isinya cewe semua, cowonya cuma satu. Rumah mereka di Cijerah. Tau gak Cijerah di mana? Ada di peta koq. Bandung coret dua kali. Di perbatasan antara Bandung-Cimahi. Dilewati jalan tol deh pokonya. Konon kabarnya, di Cijerah baru didirikan Borma. Selamaaattt. Akhirnya ada supermarket juga di sana. Konon kabarnya juga, di Cijerah ga ada sinyal 3G. So, kalo chat sama kak echa harus panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Pendingnya itu loh. Trus konon kabarnya, di Cijerah suka suka mati lampu. Trus penduduk Cijerah belum bikin e-KTP. Meskipun demikian, kak echa beriman suatu saat Cijerah bakal jadi kawasan elit seperti Setraduta. Amin, kak 😀 Percaya gak percaya, Cijerah ada di Wikipedia loh.. Buka aja sendiri di sini.
Ini dia peta Cijerah.
Nah, setelah pertemuan pertama dengan kak echa, kayanya ga ada pertemuan-pertemuan berarti berikutnya. Ya iyalah. Kak echa kan aktivis gitu di Sion, sedangkan gw (dulu) anti banget sama Sion. Ajaibnya, walaupun ga pernah aktif di kegiatan Sion (juga jarang PA), gw diterima ikut KORPS (yah ini sejenis “ospek” untuk orang-orang yang mau memuridkan di Sion). Di retreat KORPS inilah gw bertemu lagi dengan kak echa yang kebetulan menjadi peserta retreat (lagi). Di hari kedua retreat, para peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan kak echa ini yang jadi ketua (yang artinya dituakan karena memang paling tua :p) di kelompok gw. Jadi kak echa deh yang menjadi pemimpin doa di kelompok. Pas menulis beban doa di buku kecilnya, gw liat tulisan kak echa pake huruf kapital semua. KAYA GINI. APA TOMBOL CAPS LOCK-NYA KEPENCET TERUS YAH? 😛 Dan gw pun berpikir mungkin ini adalah style anak SR, atau tulisan kak echa jelek kalo pake huruf kecil, hihihi. Tapi kalo dipikir-pikir, mungkin karena kak echa waktu itu penderita rabun dekat (yang cukup parah), makanya dia menulis dengan HURUF KAPITAL SEMUA. (bener ga analisis aku, kak?)
Teruuuussss, hubungan kami berlanjut dengan biasa-biasa saja. Ada alasan khusus kenapa gw ga terlalu mau bergaul dengan kak echa waktu itu. Karena kak echa itu anak PA-nya k’devina yang karakternya jauh bertolak belakang dari gw. So, gw menganggap semua keluarga PA k’devina kaya gt semua. Hmmm, generalisasi memang membunuh yah. Trus aku juga menilai kak echa itu hanya mau bergaul dengan keluarga PA-nya aja. Eksklusif gitu deh. Habis gereja, SR, ato PDS, pasti ngumpul dan ngobrol sama keluarga PA-nya. Gw merasa ga bakal diterima di kalangan mereka. Yah, itu pemikiran di masa (lebih) muda dulu. Ga semuanya bener koq 😀
Banyak sih kejadian-kejadian selama beberapa taun terakhir yang bikin gw sedikit demi sedikit bisa semakin kenal kak echa. Antara lain kejadian di PDS pas gw mo operasi di bulan Desember 2009. Dan lama-kelamaan karena kami sama-sama tinggal di Bandung (dan teman-teman seangkatan di Sion pergi ke kota lain), maka tidak ada pilihan lagi, mau ga mau ya bergaul dengan yang bernasib sama, hehehe. Ternyata kak echa itu ga seperti yg gw kira dulu. Kirain ga bisa bercanda, serius, aura holy-nya sangat pekat, dll. Ah, ternyata kak echa itu manusia biasa seperti gw juga. Bukan blasteran antara nabi perjanjian lama dengan malaikat, hahaha.
Kak echa ini narsis looohhh… Astaga! Geleng-geleng kepala deh kalo narsisnya udah keluar. Dan dia pede banget kalo dia imuutt, sampe dia mengganti kata kecantikan di Amsal 31:30 dengan kata keimutan. Tapi di sisi lain kak echa sering merasa paling tua di antara semua. Hahahaha. Ini adalah sisi lain kak echa yang ga bisa gw mengerti deh. Iya sih, kak echa emang mungil. Tapi apa bener imut yah? :p
Daaannn, hubungan gw sama kak echa semakin dekat dan semakin dekat sejak retreat HC bulan Mei lalu. Di retreat itu kak echa bawa Alkitab yang besaarr dan beraaatt. Alkitab kak echa dari dulu memang berukuran besar. Lebih besar Alkitabnya daripada orangnya :p Sekarang kak echa ngaku-ngaku sebagai kk PA angkat gw, hahaha. Ok lah, gw terima kak echa sebagai mami PA adopsi. Dan gw mau papiiiii :p
Kak echa itu tempat curhat yang penuh nasihat dari firman TUHAN. Kalo ngobrol sama dia juga pasti yang keluar adalah ayat-ayat Alkitab. Wow, memang sangat diurapi sebagai pengajar yah 🙂
Kak echa juga suka menulis dan punya banyak fans. Hobby menulisnya ini bisa dilihat di blog-nya. Tulisannya beraneka ragam jenisnya. Ada yang isinya pewahyuan (yg ini beraaattt), resensi buku, curhat, cerita sehari-hari (tentang keluarga di rumah, keluarga PA, teman-temannya, dll). Yah pokonya beraneka ragam tema ada dalam blognya. Tiap kali kak echa galau, biasanya dia nge-blog. Kesimpulannya, jumlah kegalauan berbanding lurus dengan jumlah postingan di blog, hehe.
Kami punya kesamaan, yaitu sama-sama nge-fans dengan Derek Prince, yeyeyeyeyeee. Kayanya kak echa udah bisa tuh buka perpustakaan Derek Prince, pasti koleksi buku-buku Derek Prince-nya banyaaaakkk banget. Pesen gw, kalo mo minjem buku-buku kak echa, jangan lupa dikembaliin, ato bakal dikejar-kejar sampai ke ujung dunia untuk diminta dibalikin. Buat orang yg suka baca buku, setiap buku koleksinya sangaaaatt berharga. Yeah, I feel you, kak 🙂 Suatu waktu, gw pernah bilang ke kak echa seandainya Opa Derek Prince dibangkitkan dari kubur, maka gw bakal minta Opa menerjemahkan Alkitab versi Derek Prince dan mendirikan sekolah Alkitab Derek Prince. Kenapa? Karena Opa ini jagooo banget bahasa Yunani. Dia bahkan bisa mengajar bahasa Yunani di tingkat universitas. Trus tiap kali nulis bahan pengajaran, dia kebanyakan menerjemahkan Alkitab langsung dari bahasa aslinya untuk menjelaskan maksudnya. Wah, keren banget deh. Nah, kalo kak echa sih pengennya Opa menurunkan jubahnya kepada seorang pria dan mengantarkan pria itu kepada dirinya. Huehehehe.. Siapa sih yang ga mau punya suami dengan karunia seperti Derek Prince? :p
Kakaaaa… Aku seneng deh bisa mengenal kaka 🙂 Walaupun baru sekarang-sekarang kenalnya. Yah gapapalah, daripada tidak sama sekali. Aku seneng loh baca blog kaka. Terutama baca postingan curhatan yang malam ini ditulis dan besok dihapus. Thanks to Google Reader yang tetap bisa bikin aku baca postingan yang sudah kaka hapus, hahaha. Semangaaattt menyongsong masa depan cerah yang penuh pengharapan dan damai sejahtera ya, kak.. Love u, kakakuuu :*
Delight yourself also in the Lord, and He will give you the desires and secret petitions of your heart. (Psalms 37:4)